Sabtu, 24 Desember 2011

1000 SUNNAH RASULLAH SAW


Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam, shalawat dan salam kepada Rasulullah saw. nabi kita Muhammad saw., kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya.
 Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah swt. Menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang”. (HR. Bukhari).
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)?
Siapa yang menyayangi makhluk (Allah Swt.) maka akan di sayangi oleh sang pencipta (Allah Swt.). Rasulullah saw. bersabda: ”Orang-orang yang penyayang akan di sayangi oleh Yang Maha Penyayang, sayangilah apa yang terdapat di muka bumi maka maka kalian akan di sayangi oleh apa yang terdapat di langit (penghuninya)”.(HR. Tirmidzi).
Perhatikanlah untuk selalu memberikan keringanan dan kemudahan untuk orang lain agar Allah swt. Memberikan keringanan buat anda.
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang memberikan kemudahan atas kesusahan seorang muslim, maka Allah Swt. Akan memberikan kemudahan buat dia atas kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat”.(HR. Bukhari).
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang menyelamatkan orang yang sedang kesusahan, maka Allah Swt. Akan membukakan (menyelamatkan) dia dari kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat”. (HR. Ahmad).
Bantulah orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka (yang baik) maka anda akan mendapatkan pertolongan dari Allah Swt.
Rasulullah saw. bersabda: “Allah Swt. Akan senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”.  
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang (memenuhi) kebutuhan saudaranya maka Allah Swt. Akan memenuhi kebutuhannya”.(HR. Muslim).

Permudahlah untuk orang yang tidak mampu…maka Allah Swt. Akan mempermudah kamu
Rasulullah saw. bersabda: ”Barangsiapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang tidak mampu maka Allah Swt. Akan memberikan kemudahan untuknya di dunia dan akhirat”.(HR. Muslim).
Rasulullah saw. bersabda: ”Sebelum (masa) kalian (dulu) terdapat seorang pedagang yang memberikan piutang kepada orang lain, jika ia melihat (orang yang di hutanginya) tidak mampu untuk membayar (hutangnya) ia mengatakan kepada pegawainya: maafkanlah ia, semoga Allah Swt. Memaafkan (dosa-dosa) kita, kemudian Allah Swt. Memaafkan (dosa-dosa) nya”.(HR. Bukhari).
Bersikap ramahlah dengan hamba-hamba Allah Swt. Maka anda termasuk dari do’a Rasulullah saw.
“Ya Allah! Barangsiapa yang bersikap ramah dari umatku maka berilah kasih sayang untuknya, dan barangsiapa yang menyusahkan mereka maka susahkanlah mereka”.(HR. Ahmad).
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt. Maha Lembut dan menyukai yang ramah atau yang berlemah lembut, dan Dia memberikan kepada orang yang bersikap ramah apa yang tidak Dia berikan kepada orang yang kejam”. (HR. Muslim).
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang (mengharamkan) keramahan (kelemah lembutan), maka dia tidak akan mendapatkan kebaikan”. (HR. Muslim).
Tutuplah (aib) orang lain maka Allah Swt. Akan menutupi aib anda
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah Swt. Akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat”.(HR. Muslim).
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang menutup aurat (aib) seorang saudaranya semuslim, maka Allah Swt. Akan menutupi auratnya (aibnya) pada hari kiamat”. (HR. Ibn Majah).
Maafkanlah kesalahan saudara anda… maka Allah Swt. Akan memaafkan kesalahan anda
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa memaafkan (kesalahan) seorang muslim, maka Allah Swt. Akan memaafkan kesalahannya”. (HR. Abu Daud).


Berikanlah makanan kepada orang-orang muslim, maka Allah Swt. Akan memberikan makanan (rezki) kepada anda.
Rasulullah saw. bersabda: “Siapapun dari seorang mukmin yang memberikan makanan kepada seorang mukmin karena kelaparan, maka Allah Swt. Akan memberikan makanan untuknya dari buah-buahan surga”. (HR. Tirmidzi).
Berilah air minum kepada orang-orang muslim, maka Allah Swt. Akan memberi anda air minum
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa dari seorang mukmin yang memberikan air minum kepada seorang mukmin karena kehausan, maka Allah Swt. Akan memberinya air minum pada hari kiamat dari air anggur yang lezat”.(HR. Tirmidzi).
Berikanlah pakaian kepada orang-orang muslim, maka Allah Swt. Akan memberi pakaian kepada anda
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa dari seorang mukmin yang memberikan pakaian kepada orang yang telanjang, maka Allah Swt. Akan memberinya pakaian dari khadir surga”. (HR. Tirmdizi).
Maka bagaimana anda bersikap kepada hamba-hamba Allah Swt., begitupun Allah Swt. Akan memperlakukan anda, maka silahkan anda memilih untuk diri anda suatu keadaan yang Allah akan memperlakukan anda seperti perlakuan anda, bersikaplah (berinteraksilah) kepada hamba-hamba Allah, dengan hal itu anda akan mendapatkan balasannya.
Berhatilah-hatilah dari menyakiti orang lain, karena Allah Swt. Akan menyiksa anda
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt. Akan menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di dunia”.(HR. Tirmidzi).
Allah Swt. Berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya..”. (QS. Al Baqarah: 49).
Dan dalam surah yang lain Allah Swt. Berfirman: “…dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.
Balasan sesuai dengan jenis pekerjaan
Allah Swt. Akan memperlakukan seorang hamba sebagaimana seorang hamba memperlakukan (saudaranya) hamba-hamba yang lain, maka perlakukanlah hamba-hamba Allah Swt dengan perlakuan yang anda sukai Allah Swt. Memperlakukan anda seperti perlakuan itu. Maka bersikap ramahlah kepada hamba-hamba Allah Swt. Maka Allah Swt. Akan memperlakukan anda seperti itu.
Allah Swt. Berfirman: “…dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (At Taghaabun: 14). 
Dan dalam surah yang lain Allah Swt. Berfirman: “…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang, apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An Nuur: 22).
Berhati-hatilah dari mempersulit hamba-hamba Allah Swt.
Maka anda akan termasuk dari do’a Rasulullah saw.: “Ya Allah! Barangsiapa yang memimpin dari urusan umatku sedikitpun, kemudian dia mempersulit mereka maka persulitlah ia, dan barangsiapa yang memimpin dari urusan umatku sedikitpun lalu ia bersikap ramah dengan mereka maka kasihilah ia”. (HR. Muslim).
Jangan anda menyakiti orang-orang muslim yang lain dengan mencari-cari aib mereka
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang mencari-cari aib saudaranya semuslim yang lain maka Allah akan menyelidiki aibnya, dan barangsiapa yang di selidiki oleh Allah Swt. Aibnya maka akan di ekspose (aibnya) sekalipun dia berada di dalam (koper) pejalanannya”. (HR. Tirmidzi).
“Dan barangsiapa yang mengungkap aurat (aib) saudaranya semuslim, maka Allah Swt. Akan mengungkap auratnya (aibnya) sampai Allah Swt. Akan mencemarkan aibnya di rumahnya”.( HR. Ibn Majah).
Jangan anda menahan kasih sayang anda terhadap orang lain
Sebab Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang tidak menyayangi manusia maka Allah swt. Tidak akan menyayanginya”.(HR. Muslim).
Bagaimanapun sikap anda terhadap seseorang, maka anda akan mendapat balasannya yang setimpal dari Allah Swt.
Bersungguh-sungguhlah, (semoga Allah swt. Memberikan taufik untuk anda!) untuk memberikan manfaat untuk hamba-hamba Allah Swt., sebagai bentuk ketaatan terhadap sabda Rasulullah saw. : “Barangsiapa dari kalian yang mampu untuk memberikan manfaat bagi saudaranya maka lakukanlah!”.(HR. Muslim).
Dan berbuat baiklah kepada mereka, sesungguhnya Allah Swt. Menyukai orang-orang yang berbuat baik. Jadilah orang yang bersikap ramah dan lemah lembut kepada mereka.
Rasulullah saw. bersabda: “Akan di haramkan untuk masuk neraka setiap orang yang berlemah lembut, ramah dan mempermudah (masalah) dari manusia’.
Maafkan mereka, ampuni mereka, semoga Allah Swt. Mengampuni anda, sesungguhnya Allah swt. Tidak akan menyia-nyiakan orang yang berbuat kebaikan.
Dan penutup do’a kami ialah: “alhamdulillah rabbil ‘aalamin”.Artinya: segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Sahalawat dan salam kepada baginda Nabi kita Muhammad saw., kepada keluarganya dan kepada seluruh sahabatnya.!!!

SIKAP KURANG AJAR DAN BIADAP TERHADAP HUKUM ALLAH SWT

“Jika ISLAM itu BENAR,tempatkan bilikku di NERAKA,”jelas seorang manusia yang mempertikaikan hukum aurat dan mencabar ALLAH SWT

Assalamualaikkum & Salam Peringatan,Baca dan hayati sepenuhnya cerita di bawah ini yang benar-benar berlaku di BUMI ISLAM sendiri iaitu Iskandariah,Mesir.Moga kisah dibawah ini cukup menyayat hati anda sehingga menyedarkan anda dari terus leka dengan permainan dunia yang melalaikan.

Pada suatu hari, seorang gadis yang terpengaruh dengan cara hidup masyarakat Barat menaiki sebuah bas mini untuk menuju ke destinasi di wilayah Iskandariah. Malangnya walaupun tinggal di bumi yang terkenal dengan tradisi keislaman, pakaian gadis tersebut sangat menjolok mata.Bajunya agak nipis dan seksi hampir terlihat segala yang patut disembunyikan bagi seorang perempuan daripada pandangan lelaki ajnabi atau mahramnya.

Gadis itu dalam lingkungan 20 tahun. Di dalam bas itu, ada seorang tua yang dipenuhi uban menegurnya: "Wahai pemudi! Alangkah baiknya jika kamu berpakaian yang baik, yang sesuai dengan ketimuran dan adat serta agama Islam kamu, itu lebih baik daripada kamu berpakaian begini yang pastinya menjadi mangsa pandangan liar kaum lelaki.... " nasihat orang tua itu.

Namun, nasihat yang sangat bertetapan dengan tuntutan agama itu dijawab oleh gadis itu dengan jawapan yang mengejek: "Siapalah kamu hai orang tua? Adakah kamu cuba nak ingatkan aku supaya menutup aurat sepenuhnya sedangkan bapa kandungku sendiri tidak pernah menasihatiku?Apakah kamu mahu aku berpakaian menutup aurat sedangkan aku masih mahu bebas menayangkan tubuh badan ku di khalayak ramai?Apakah di tangan kamu ada anak kunci syurga? Atau adakah kamu memiliki sejenis kuasa yang menentukan aku bakal berada di syurga atau neraka?" Setelah menghamburkan kata-kata yang sangat menghiris perasaan orang tua itu, gadis itu tertawa mengejek panjang. Tidak cukup setakat itu, si gadis lantas cuba memberikan telefon bimbitnya kepada orang tua tadi sambil melafazkan kata-kata yang lebih dahsyat. " Jika ISLAM itu BENAR,tempatkan bilikku di Neraka ,Ambil handphone ku ini dan hubungilah Allah serta tolong tempahkan sebuah bilik di neraka jahanam untukku," katanya lagi lantas ketawa berdekah-dekah tanpa mengetahui bahawa dia sedang mempertikaikan hukum Allah dengan begitu biadab.

Orang tua tersebut sangat terkejut mendengar jawapan daripada si gadis manis. Sayang sekali, wajahnya yang ayu tidak sama dengan perilakunya yang buruk. Penumpang-penumpang yang lain turut terdiam malah ada yang menggelengkan kepala kebingungan. Semua yang di dalam bas tidak menghiraukan gadis muda yang tidak menghormati hukum-hakam agama itu dan mereka tidak mahu menasihatinya kerana khuatir dia akan akan menghina agama dengan lebih teruk lagi.

Sepuluh minit kemudian bas pun tiba di perhentian. Gadis seksi bermulut celupar tersebut tertidur di muka pintu bas. Puas pemandu bas termasuk para penumpang yang lain mengejutkannya tapi gadis tersebut tidak sedarkan diri. Tiba tiba orang tua tadi memeriksa nadi si gadis. Sedetik kemudian dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Gadis itu telah kembali menemui Tuhannya dalam keadaan yang tidak disangka. Para penumpang menjadi cemas dengan berita yang menggemparkan itu. Dalam suasana kelam kabut itu, tiba tiba tubuh gadis itu terjatuh ke pinggir jalan. Orang ramai segera berkejar untuk menyelamatkan jenazah tersebut. Tapi sekali lagi mereka terkejut. Sesuatu yang aneh menimpa jenazah yang terbujur kaku di jalan raya. Mayatnya menjadi hitam seolah-olah dibakar api. Dua tiga orang yang cuba mengangkat mayat tersebut juga kehairanan kerana tangan mereka terasa panas dan hampir melecur sebaik saja menyentuh tubuh si mayat. Akhirnya mereka memanggil pihak keselamatan menguruskan mayat itu.

Begitulah kisah ngeri lagi menyayat hati yang menimpa gadis malang tersebut. Apakah hasratnya menempah sebuah bilik di neraka dimakbulkan Allah? Na'uzubillah, sesungguhnya Allah itu Maha Berkuasa di atas segala sesuatu. Sangat baik kita jadikan iktibar dan pelajaran dengan kisah benar ini sebagai Muslim sejati. Jangan sesekali kita mempertikaikan hukum Allah mahupun sunnah RasulNya s.a.w. dengan mempersendakan atau mengejek. Kata kata seperti ajaran Islam tidak sesuai lagi dengan arus kemodenan dunia hari ini atau sembahyang tidak akan buat kita jadi kaya dan seumpamanya adalah kata-kata yang sangat biadab dan menghina Allah, pencipta seluruh alam.

Ingatlah teman, kita boleh melupakan kematian, tetapi kematian tetap akan terjadi kepada kita. Hanya masanya saja yang akan menentukan bila kita akan kembali ke alam barzakh. Janganlah menjadi orang yang bodoh, siapakah orang yang bodoh itu? Mereka itulah orang yang ingin melawan Tuhan Rabbul 'alamin. Apabila anda enggan melaksanakan suruhan Tuhan bererti anda ingin melawan arahan Tuhan.

Sewaktu di sekolah anda tertakluk dengan undang-undang sekolah, dalam pekerjaan anda tertakluk dengan undang-undang yang dilakar oleh majikan anda, di dalam negeri anda tertakluk di bawah undang-undang negara anda. Begitu taksub sekali anda terhadap undang-undang itu sehingga terlalu prihatin takut kalau melanggar undang-undang tersebut . Apabila anda berpijak di bumi ini, anda juga tertakluk dengan undang-undang yang telah di gubal oleh yang pemilik yang menjadikan bumi ini.

Setiap Sultan ada taman larangannya, begitu juga Allah s.w.t. taman laranganNya adalah perkara-perkara yang telah diharamkan bagi hamba-hambaNya di muka bumi ini. Sama samalah kita memohon agar Allah sentiasa memberi kita petunjuk di atas jalan yang benar dan agar Dia memberikan kekuatan agar kita sentiasa dapat menjaga lidah kita, amin.Kisah ini dikongsikan dan diceritakan bersama oleh sahabat saya sendiri yang berasal di Malaysia dan kini berada di perantauan sana.

P/s: kisah ini di copy dari seorang sahabat saya.
sama2 lah jadikan tauladan,insyaAllah...

SYIRIK

SATU-SATUNYA DOSA YG TAK DI AMPUNI OLEH ALLAH SWT.


Kalau ada seorang penceramah berkata di atas mimbar: "Sungguh perbuatansyirik dan pelanggaran tauhid sering terjadi dan banyak tersebar dimasyarakat kita!", mungkin orang-orang akan keheranan danbertanya-tanya: "Benarkah itu sering terjadi? Mana buktinya?".

Tapi kalau berita ini bersumber dari firman Allah Ta'ala dalam al-Qur'an, masihkah ada yang meragukan kebenarannya? Allah Ta'ala berfirman,

{وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ}

"Dan sebagian besar manusia tidak beriman kepada Allah,melainkan dalam keadaan mempersekutukan-Nya (dengan sembahan-sembahanlain)" (QS Yusuf:106).

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma menjelaskan arti ayat ini:"Kalau ditanyakan kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit?Siapakah yang menciptakan bumi? Siapakah yang menciptakan gunung? Makamereka akan menjawab: "Allah (yang menciptakan semua itu)", (tapi bersamaan dengan itu) mereka mempersekutukan Allah (dengan beribadahdan menyembah kepada selain-Nya)[1].

Semakna dengan ayat di atas Allah Ta'ala juga berfirman,

{وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ}

"Dan sebagian besar manusia tidak beriman (dengan iman yang benar) walaupun kamu sangat menginginkannya" (QS Yusuf:103).

Artinya: Mayoritas manusia walaupun kamu sangat menginginkan dan bersunguh-sungguh untuk (menyampaikan) petunjuk (Allah), mereka tidakakan beriman kepada Allah (dengan iman yang benar), karena mereka memegang teguh (keyakinan) kafir (dan syirik) yang merupakan agama(warisan) nenek moyang mereka[2].

Dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lebih menegaskan hal ini dalam sabda beliau,

«لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى يَعْبُدُوا الأَوْثَانَ»

"Tidak akan terjadi hari kiamat sampai beberapa qabilah(suku/kelompok) dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dansampai mereka menyembah berhala (segala sesuatu yang disembah selainAllah Ta'ala)"[3].

Ayat-ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa perbuatan syirik terus ada dan terjadi di umat Islam sampai datangnya hari kiamat[4].

Hakikat Syirik 
Perbuatan syirik adalah menjadikan syarikat (sekutu) bagi Allah Ta'ala dalam sifat rububiyah-Nya (perbuatan-perbuatan Allah Ta'ala yang khusus bagi-Nya, seperti mencipta, melindungi, mengatur dan memberi rizki kepada makhluk-Nya) dan uluhiyah-Nya(hak untuk disembah dan diibadahi semata-mata tanpa disekutukan).Meskipun mayoritas perbuatan syirik (yang terjadi di umat ini) adalah(syirik) dalam sifat uluhiyah-Nya, yaitu dengan berdoa(meminta) kepada selain Allah bersamaan dengan (meminta) kepada-Nya,atau mempersembahkan satu bentuk ibadah kepada selain-Nya, sepertimenyembelih (berkurban), bernazar, rasa takut, berharap dan mencintai[5].

menjelaskan hakikat perbuatan syirik yang diperangi oleh semua Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam yang diutus oleh Allah Ta'ala, beliau berkata, "Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu, sesungguhnya tauhid adalah mengesakan Allah Ta'ala dalam beribadah. Inilah agama (yang dibawa) para Rasul yang diutus oleh Allah kepada umat manusia.

Rasul yang pertama adalah (nabi) Nuh 'alaihis salam yang diutus oleh Allah kepada kaumnya ketika mereka bersikap ghuluw(berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan) orang-orang yang shaleh (di kalangan mereka, yaitu) Wadd, Suwa', Yaguts, Ya'uq dan Nasr[6].

Rasul yang terakhir (yaitu) nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dialah yang menghancurkan gambar-gambar (patung-patung) orang-orang shaleh tersebut. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam diutus oleh Allah kepada kaum (orang-orang musyrik) yang selalu beribadah, berhaji, bersedekah dan banyak berzikir kepada Allah, akantetapi mereka (berbuat syirik dengan) menjadikan makhluk sebagaiperantara antara mereka dengan Allah (dalam beribadah). Mereka mengatakan: "Kami menginginkan dari perantara-perantara makhluk ituuntuk mendekatkan diri kepada Allah[7], dan kami menginginkan syafa'at mereka di sisi-Nya"[8]. (Perantara-perantara tersebut adalah) seperti para malaikat, nabi Isa bin Maryam, dan orang-orang shaleh lainnya.

Catatan : Pada masa jahiliyah Orang Arab mekah Mengenal Allah Azawajallah Sebagai Tuhan Pemilik Kabbah Tuhan semesta Alam. Mereka mengenal Agama Ibrahim dan Nasrani.Akan tetapi mereka membuat sekutu-sekutu tuhan di sekitar kabbah.mereka mengimani Allah Azawazallah sebagai pemilik Rumah batu Hitam.yaitu kabbah

Maka Allah mengutus nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk memperbaharui (memurnikan kembali) ajaran agama yang pernah dibawa oleh nabi Ibrahim 'alaihis salam(yaitu ajaran tauhid) dan menyerukan kepada mereka bahwa (bentuk)pendekatan diri dan keyakinan (seperti) ini adalah hak Allah yang murni(khusus bagi-Nya) dan tidak boleh diperuntukkan sedikitpun kepadaselain-Nya, meskipun itu malaikat atau nabi utusan-Nya, apalagi yang selainnya"[9].

Contoh-Contoh Perbuatan Syirik yang Banyak 

Perbuatan-perbuatan syirik seperti ini sangat sering dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, bahkan perbuatan syirik yang dilakukan oleh orang-orang di jaman Jahiliyah, sebelum datangnya Islam, masih jugasering terjadi di jaman modern ini.

Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu berkata: "Perbuatan syirik yang terjadi di jaman Jahiliyah (juga) terjadi pada (jaman) sekarang ini:

1- Dulunya orang-orang musyrik (di jaman Jahiliyah)meyakini bahwa Allah Dialah Yang Maha Pencipta dan Pemberi rizki (bagisemua mekhluk-Nya), akan tetapi (bersamaan dengan itu) mereka berdoa(meminta/menyeru) kepada para wali (orang-orang yang mereka anggap shaleh dan dekat kepada Allah Ta'ala) dalam bentuk berhala-berhala, sebagai perantara untuk (semakin) mendekatkan mereka kepada Allah (menurut persangkaan sesat mereka). Maka Allah tidak meridhai (perbuatan) mereka menjadikan perantara (dalam berdoa)tersebut, bahkan Allah menyatakan kekafiran mereka dalam firman-Nya,

{وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِأَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِزُلْفَى، إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِيَخْتَلِفُونَ، إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ}

"Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah(berkata): "Kami tidak menyembah mereka (sembahan-sembahan kami)melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengansedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara merekatentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak akanmemberi petunjuk kepada orang-orang yang pendusta dan sangat besar kekafirannya" (QS az-Zumar:3).


Allah Ta'ala maha mendengar lagi maha dekat, Dia tidak butuh kepada perantara dari makhluk-Nya. Allah Ta'ala berfirman,

{وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ}

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku adalah maha dekat" (QS al-Baqarah:186).

Kita saksikan di jaman sekarang ini kebanyakan kaum muslimin berdoa(meminta/menyeru) kepada wali-wali dalam wujud perantara (penyembahan terhadap)kuburan mereka, dengan tujuan untuk mendekatkan diri mereka kepadaAllah. Allah Maha dekat

Yang Anehnya lagi ada Orang islam (Ktp) yang tidak melakukan Sholat mereka senang sekali mendatangi Kuburan-kuburan yang telah di anggap keramat (cara Instan dalam beribadah Pikir mereka.!)

Maka berhala-berhala (di jaman Jahiliyah) adalah wujud dari parawali (orang-orang yang mereka anggap shaleh dan dekat kepada Allah Ta'ala)yang telah wafat menurut pandangan orang-orang musrik (di jaman Jahiliyah)dan bukan lah DEWA-DEWA, sedangkan kuburan adalah wujud dari para wali yang telah wafat menurut pandangan orang-orang yang melakukan perbuatan Jahiliyah(di jaman sekarang), meskipun harus diketahui bahwa fitnah(kerusakan/keburukan yang ditimbulkan) dari (penyembahan terhadap)kuburan lebih besar dari fitnah (penyembahan) berhala !

2- Dulunya orang-orang musyrik (di jaman Jahiliyah)selalu berdoa kepada Allah semata di waktu-waktu sulit dan sempit,kemudian mereka menyekutukan-Nya di waktu lapang. Allah berfirman:

{فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُااللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّإِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ}

"Maka apabila mereka mengarungi (lautan) dengan kapal merekaberdoa kepada Allah dengan memurnikan agama bagi-Nya; kemudian tatkalaAllah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali)mempersekutukan (Allah), (QS al-'Ankabuut:65).

Maka bagaimana mungkin diperbolehkan bagi seorang muslim untukberdoa kepada selain Allah dalam waktu sempit dan lapang (sebagaimanayang sering dilakukan oleh banyak kaum muslimin di jaman ini)?[10].


Contoh-contoh lain perbuatan perbuatan syirik yang banyak tersebar di masyarakat[11]:

1- Mempersembahkan salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah Ta'ala,seperti berdoa (memohon) kepada orang-orang shaleh yang telah mati,meminta pengampunan dosa, menghilangkan kesulitan (hidup), atau mendapatkan sesuatu yang diinginkan, seperti keturunan dan kesembuhan penyakit, kepada orang-orang shaleh tersebut. Juga seperti mendekatkan diri kepada mereka dengan sembelihan qurban, bernazar, thawaf, shalat dan sujud...Ini semua adalah perbuatan syirik,

Contoh dalam Hal ini berikut
seseorang berdoa kepada Allah di depan kuburan Orang sholeh.dengan harapan orang sholeh yang di dalam kubur mendengar doa yang di ucapkan lalu orang sholeh tersebut menyampaikan kepada Allah .lalu mereka Sholat,menyembelihan qurban, bernazar, thawaf di dekat kuburan itu .

Apakah Para sahabat Rosullullah melakukan ini.mereka sahabat sangatlah dekat pada saat itu dengan Makam Rosullulah.dan tanah kuburannya pun belum kering pada saat itu .hal di atas tidaklah pernah di contohkan oleh Sahabat.


Allah Ta'ala berfirman,

{ قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِيوَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لا شَرِيكَ لَهُوَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ}

"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiadasekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan akuadalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)" (QS al-An'aam:162-163).

2- Mendatangi para dukun, tukang sihir, peramal(paranormal) dan sebagainya, serta membenarkan ucapan mereka. Initermasuk perbuatan kafir (mendustakan) agama yang diturunkan kepadanabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, berdasarkan sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,"Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal kemudianmembenarkan ucapannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap agama yangditurunkan kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam"[12].

Allah Ta'ala menyatakan kekafiran para dukun, peramal dan tukang sihir tersebut dalam firman-Nya,

{وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُعَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّالشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزلَعَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِمِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلا تَكْفُرْفَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِوَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلا بِإِذْنِاللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْعَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍوَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ}

"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan padamasa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itumengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir),hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Merekamengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada duaorang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedang keduanyatidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan,"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), maka janganlah kamu kafir."Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihiritu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya.Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnyakepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajarisesuatu yang memberi mudharat kepada diri mereka sendiri dan tidakmemberi manfaat. Padahal sesungguhnya mereka telah meyakini bahwabarangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalahbaginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan merekamenjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS al-Baqarah:102).

Hal ini dikarenakan para dukun, peramal dan tukang sihir tersebutmengaku-ngaku mengetahui hal-hal yang gaib, padahal ini merupakankekhususan bagi Allah Ta'ala,

{قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ}

"Katakanlah:"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yangmengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidakmengetahui bilamana mereka akan dibangkitkan" (QS an-Naml:65).

Selain itu, mereka selalu bekerjasama dengan para jin dan setandalam menjalankan praktek perdukunan dan sihir mereka, bahkan para jindan Syaitan tersebut tidak mau membantu mereka dalam praktek tersebutsampai mereka melakukan perbuatan syirik dan kafir kepada Allah Ta'ala,misalnya mempersembahkan hewan qurban untuk para jin dan setantersebut, menghinakan al-Qur'an dengan berbagai macam cara, atauperbuatan-perbuatan kafir lainnya[13]. Allah Ta'ala berfirman,

{وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا}

"Dan bahwasannya ada beberapa orang dari (kalangan) manusiameminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin,maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan" (QS al-Jin:6).

3- Berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri yang melarang hal ini dalam sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, "Janganlahkalian berlebihan dan melampaui batas dalam memujiku sebagaimanaorang-orang Nashrani berlebihan dan melampaui batas dalam memuji (nabiIsa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku adalah hamba (Allah), makakatakanlah: hamba Allah dan rasul-Nya"[14].

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah seorang hamba yang tidak mungkin beliau ikut memiliki sebagian dari sifat-sifat yang khusus milik Allah Ta'ala, seperti mengetahui ilmu gaib, memberikan manfaat atau mudharat bagi manusia, mengatur alam semesta, dan lain-lain. Allah Ta'ala berfirman,

{قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاضَرًّا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَلاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلانَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ}

"Katakanlah:Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi dirikudan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah.Dan seandainya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku akan melakukankebaikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan.Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembirabagi orang-orang yang beriman" (QS al-A'raaf:188).

Di antara bentuk-bentuk pengagungan yang berlebihan dan melampaui batas kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sebagai berikut:

- Meyakini bahwa beliau mengetahui perkara yang gaib dan bahwa dunia diciptakan karena beliau shallallahu 'alaihi wa sallam.

- Memohon pengampunan dosa dan masuk surga kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, karena semua perkara ini adalah khusus milik Allah Ta'ala dan tidak ada seorang makhlukpun yang ikut serta memilikinya.

- Melakukan safar (perjalanan) dengan tujuan menziarahi kuburan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, karena beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri yang melarang perbuatan ini dalam sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,"Tidak boleh melakukan perjalanan (dengan tujuan ibadah) kecuali ketiga masjid: Masjidil haram, Masjid nabawi dan Masjidil aqsha"[15].

Dan semua hadits yang menyebutkan keutamaan melakukan perjalanan untuk mengunjungi kuburan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah hadits yang lemah dan tidak benar penisbatannya kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana yang ditegaskan oleh sejumlah imam ahli hadits.

Adapun melakukan perjalanan untuk melakukan shalat di Masjid nabawi maka ini adalah perkara yang dianjurkan dalam Islam berdasarkan haditsyang shahih[16].

- Meyakini bahwa keutamaan Masjid nabawi adalah karena adanya kuburan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ini jelas merupakan kesalahan yang sangat fatal, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menyebutkan keutamaan shalat di Mesjid nabawi sebelum beliau wafat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat di kamar Ibunda Aisyah dan di kuburkan ditempat itu pula yang bersebelahan dengan Mesjid Nabawbawi.karna suatu hal yaitu perluasan mesjid Maka Kamar Ibunda Aisyah menjadi tercakup dalam bagian Mesjid Nabawi

4- Berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan kuburan orang-orang shaleh, yang terwujud dalam berbagai bentuk di antaranya:

- Memasukkan kuburan ke dalam mesjid dan meyakini adanya keberkahan dengan masuknya kuburan tersebut.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Allahmelaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani, (kerena) mereka menjadikankuburan nabi-nabi mereka sebagai mesjid (tempat ibadah)"[17].

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda, "Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian selalu menjadikankuburan para nabi dan orang-orang shaleh (di antara) mereka sebagaimesjid (tempat ibadah), maka janganlah kalian (wahai kaum muslimin)menjadikan kuburan sebagai mesjid, sesungguhnya aku melarang kaliandari perrbuatan tersebut"[18].

- Membangun (meninggikan) kuburan dan mengapur (mengecat)nya.

Dalam hadits yang shahih Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dari mengapur (mengecat) kuburan, duduk di atasnya, dan membangun di atasnya"[19].

Perbuatan-perbuatan ini dilarang karena merupakan sarana yang membawa kepada perbuatan syirik (menyekutukan Allah Ta'ala dengan orang-orang shaleh tersebut).

5- Termasuk perbuatan yang merusak tauhid dan akidah seorang muslim adalah menggantungkan jimat, yang berupa benang,Hurup-hurup Hijaiyah ,manik-manik atau benda lainnya, pada leher, tangan, atau tempat-tempatlainnya, dengan meyakini jimat tersebut sebagai penangkal bahaya dan pengundang kebaikan

اللَّهُ الصَّمَدُ Alah tempat bergantung. Apakah Kalian menjadikan selain Allah Azawazallah sebagai pendatang kebaikan dan penolak keburukan 

Perbuatan ini dilarang keras oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabda beliau, "Barangsiapa yang menggantungkan jimat maka sungguh di telah berbuat syirik"[20].

6- Demikian juga perbuatan ath-Thiyarah/at-Tathayyur, yaitu menjadikan sesuatu sebagai sebab kesialan atau keberhasilan suatu urusan, padahal Allah Ta'ala tidak menjadikannya sebagai sebab.

ath-thiyarah adalah mengundi atau meramal nasip atau menisbatkan Ke baikan oleh tanda Alam Atau yang lain secara adat maupun yang tidak masuk Akal 

Perbuatan ini juga dilarang keras oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebda beliau, "(Melakukan) ath-thiyarah adalah kesyirikan"[21].

7- Demikian juga perbuatan bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barngsiapa yang bersumpah dengan (nama) selain Allah maka sungguh dia telah berbuat syirik"[22].

Nasehat dan Penutup

Demikianlah sedikit dari contoh-contoh perbuatan syirik yang terjadi di masyarakat, yang ini semua seharusnya menjadikan seorang muslim selalu memikirkan dan mengkhawatirkan dirinya akan kemungkinan terjerumus ke dalam perbuatan tersebut. Karena siapa yang mampumenjamin dirinya dan keluarganya selamat dari keburukan yang terjadipada orang-orang yang hidup disekitarnya?

Kalau nabi Ibrahim 'alaihis salam saja sampai mengkhawatirkan dirinya dan keluarganya terjerumus dalam perbuatanmenyembah kepada selain Allah (syirik), sebagaimana doa yang diucapkannya:

{وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ}

"Jauhkanlah diriku dan anak cucuku dari (perbuatan) menyembah berhala" (QS Ibrahim:35)

Padahal beliau 'alaihis salam adalah nabi mulia yang merupakan panutan dalam kekuatan iman, kekokohan tauhid, sertaketegasan dalam memerangi syirik dan pelakunya.

Maka tentunya kita lebih pantas lagi mengkhawatirkan hal tersebutmenimpa diri kita, dengan semakin bersunggh-bersungguh berdoa danmeminta perlindungan kepada-Nya agar dihindarkan dari semua perbuatantersebut dan sebab-sebab yang membawa kepadanya.

Sebagaimana doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada sahabat yang mulia, Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu,

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ»

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatanmenyekutukan-Mu yang aku ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu dariapa yang tidak aku ketahui (sadari)"[23].

Juga tentu saja, dengan semakin giat mengusahakan sebab-sebab yangsemakin memantapkan akidah tauhid dalam diri kita, yaitu dengan semakinsemangat mempelajari ilmu tentang tauhid dan keimanan, serta berusahasemaksimal mungkin mempraktekkan dan merealisasikannya dalam kehidupansehari-hari.

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA

Artikel www.muslim.or.id

[1] Dinukil oleh imam Ibnu Katsir dalam tafsir beliau (2/649), lihat juga kitab "Taisiirul Kariimir Rahmaan" (hal. 406).[2] Kitab "Fathul Qadiir" (4/77).

[3]HR Abu Dawud (no. 4252), at-Tirmidzi (no. 2219) dan Ibnu Majah (no.3952), dinyatakan shahih oleh imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani.

[4] Lihat kitab "al-'Aqiidatul Islaamiyyah" (hal. 33-34) tulisan syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.

[5] Kitab "at-Tauhid" (hal. 8) tulisan syaikh Shaleh bin Fauzan al-Fauzan.

[6]Ini adalah nama-nama orang shaleh dari umat nabi Nuh 'alaihis salamyang kemudian setelah mereka wafat, kaumnya menjadikan patung-patungmereka sebagai sembahan selain Allah Ta'ala. Lihat QS Nuh:23.

[7] Sebagaimana yang disebutkan dalam QS az-Zumar:3.

[8] Sebagaimana yang disebutkan dalam QS Yuunus:18.

[9] Kitab "Kasyfusy syubuhaat" (hal. 7).

[10] Kitab "al-'Aqiidatul Islaamiyyah" (hal. 46).

[11]Pembahasan ini diringkas dari kitab "Mukhaalafaat fit tauhiid" tulisansyaikh 'Abdul 'Aziz ar-Rayyis, dengan sedikit tambahan dan penyesuaian.

[12]HR Ahmad (2/429) dan al-Hakim (1/49), dishahihkan oleh al-Hakim,disepakati oleh adz-Dzahabi dan syaikh al-Albani dalam "Ash-Shahiihah"(no. 3387).

[13] Lihat kitab "at-Tamhiid li syarhi kitaabit tauhiid" (hal. 317) dan kitab "Hum laisu bisyai" (hal. 4).

[14] HSR al-Bukhari (no. 3261).

[15] HSR al-Bukhari (no. 1132) dan Muslim (no. 1397).

[16] HSR al-Bukhari (no. 1133) dan Muslim (no. 1394).

[17] HSR al-Bukhari (no. 1265) dan Muslim (no. 529).

[18] HSR Muslim (no. 532).

[19] HSR Muslim (no. 970).

[20] HR Ahmad (4/156) dan dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani dalam "Ash-Shahiihah" (no. 492).

[21]HR Abu Dawud (no. 3910), at-Tirmidzi (no. 1614) dan Ibnu Majah (no.3538), dinyatakan shahih oleh imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam "Ash-Shahiihah" (no. 429).

[22]HR Abu Dawud (no. 3251) dan at-Tirmidzi (no. 1535), dinyatakan hasanoleh imam at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam"Ash-Shahiihah" (no. 2042).

[23] HR al-Bukhari dalam "al-Adabul mufrad" (no. 716) dan Abu Ya'la (no. 60), dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani.


{وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ}

"Dan sebagian besar manusia tidak beriman (dengan iman yang benar) walaupun kamu sangat menginginkannya" (QS Yusuf:103).

dan semoga Kita sebagian Orang2 yang beriman. 

WAKTU-WAKTU DO'A MUSTAJAB

Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah Ta’ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair:

الله يغضب إن تركت سؤاله  وبني آدم حين يسأل يغضب

Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah

Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan kerana cinta-Nya Allah memberi ‘bonus’ berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:

يا ابن آدم إنك ما دعوتني ورجوتني غفرت لك على ما كان منك ولا أبالي

Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits hasan shahih’)

Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan sentiasa memerlukan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya dikertas, entah berapa lembar akan terpakai.

Maka kita tidak perlu hairan jika Allah Ta’ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah ‘Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah Ta’ala berfirman:

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri kerana enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)

Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, kerana hamba-Nya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb…

Berdoa Di Waktu Yang Tepat

Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahawa doa ketika waktu-waktu tersebut  dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:

1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir

Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’alaberfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون

Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)

Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kitaSubhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، 
 من يستغفرني فأغفر له

Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

Namun perlu dicatat, sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan AllahTa’ala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Kerana tentu berbeza. Yang penting kita mengimani bahwa Allah Ta’ala turun ke langit dunia, kerana yang berkata demikian adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam diberi julukan Ash shadiqul Mashduq (orang jujur yang disah kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.

Dari hadits ini jelas bahawa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh kerana itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.

2. Ketika berbuka puasa

Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, kerana diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits:

للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه

Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)

Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلو

Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

Oleh kerana itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:

 ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
 /Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/
(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)

Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:
اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين
adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun.
Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. 

Oleh kerana itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopularkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.

Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع العليم
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim” Dalam Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341), dinukil perkataan Ibnu Hajar Al Asqalani: “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.


3. Ketika malam lailatul qadar

Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta’ala:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)

Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:

قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:

اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni ['Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku'']”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)

Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.

4. Ketika adzan berkumandang

Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)

5. Di antara adzan dan iqamah

Waktu antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:

الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)

Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah  Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

لا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم بعضا ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءة أو قال في الصلاة
Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).

Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Qur’an dengan suara keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.

6. Ketika sedang sujud dalam shalat

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا
Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)

7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات
Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, bila doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahawa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Kerana Allah Ta’ala berfirman:

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ
Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).

Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justeru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.

8. Di hari Jum’at

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari  Jumaat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)

Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat. 

Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:

هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة
Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai” (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.

Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:

يوم الجمعة ثنتا عشرة يريد ساعة لا يوجد مسلم يسأل الله عز وجل شيئا إلا أتاه الله عز وجل فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر
Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.

Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.

Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu ‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum’at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.

9. Ketika turun hujan

Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh kerana itu tidak boleh mencelanya. Sebahagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh kerana itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala:

ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر
Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)

10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar

Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:

أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجد الفتح ثلاثا يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين فعُرِفَ البِشْرُ في وجهه
قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة
Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘”
Dalam riwayat lain:
فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر
Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)

11. Ketika Hari Arafah

Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خير الدعاء دعاء يوم عرفة
Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)

12. Ketika Perang Berkecamuk

Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas:

ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)

13. Ketika Meminum Air Zam-zam

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ماء زمزم لما شرب له
Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)

Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudah-mudahan Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita.
Amiin Ya Mujiibas Sa’iliin.

Penulis: Yulian Purnama

Artikel www.muslim.or.id

DI SALIN OLEH NURYAMIN

HAMBA ALLAH YANG BERILMU


MUTIARA ILMU ISLAM :
ALLAH SWT SELALU BERSAMAMU

Salah satu bekal yang penting diberikan para orang tua kepada anak-anaknya adalah upaya menumbuhkan rasa optimis pada diri anak dalam menghadapi kehidupan yang sarat dengan cabaran dan masalah. Cara terbaik untuk mencapai hal tersebut adalah dengan mengenalkan pada anak akan pertolongan Allah yang diberikan kepada setiap hamba-Nya yang beriman. Anak perlu difahamkan bahawa bila Allah telah memberikan pertolongan-Nya, maka permasalahan seberat apapun akan dapat diselesaikan.

Anak, dengan segala keunikan yang ada pada peribadinya, tidak terlepas dari permasalahan, baik berkenaan dengan dirinya, tempat belajarnya, ataupun orang-orang di sekelilingnya. Begitu pun sisi berat ringannya permasalahan yang dihadapi berbeza-beza antara satu anak dengan yang lainnya. Maka tidak jarang dijumpai dalam keseharian anak-anak yang begitu penakut terhadap segala sesuatu yang tak sepatutnya dikhuatirkan. Semua itu terkadang membuat orang tua berkerut dahi, dengan jalan apa kiranya mengatasi hal-hal semacam ini?

Jika demikian, tentu sang anak memerlukan bekal untuk menghadapi setiap masalah yang dihadapinya. Dia memerlukan bimbingan agar senantiasa merasakan pengawasan Rabb-nya, meminta hanya kepada-Nya, disertai keyakinan yang kukuh terhadap ketetapan dan takdir-Nya.
Ketika itulah selayaknya orang tua melihat kembali, bagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menanamkan optimisme dan kebesaran jiwa pada diri anak, agar menghadapi gelombang kehidupan ini dengan keberanian dan penuh harapan, hingga kelak mereka menjadi seorang yang mempunyai peribadi yang bermanfaat bagi umat ini.

Beliau pesankan kepada anak saudaranya, Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu 'anhuma:

يَا غُلاَمُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ. احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ. إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ. وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ. رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ. رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
وَفِي رِوَايَةِ غَيْرِ التِّرْمِذِي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ. تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ. وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ. وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنََّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْرًا
“Wahai anak(ku), sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, nescaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, nescaya engkau akan dapati Dia ada di hadapanmu. Apabila engkau meminta, mintalah kepada Allah, dan apabila engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, mereka tidak akan dapat memberikannya kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu. Dan seandainya mereka berkumpul untuk menimpakan mudharat kepadamu, mereka tidak akan dapat menimpakannya kecuali apa yang telah Allah tetapkan menimpamu. Telah diangkat pena, dan telah kering lembaran-lembaran.” (Diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dan beliau berkata: hadits hasan shahih).(1)

Dan dalam riwayat selain At-Tirmidzi: “Jagalah Allah, nescaya engkau akan dapati Dia di hadapanmu. Kenalilah Allah dalam keadaan lapang, nescaya Dia akan mengenalimu dalam keadaan susah. Ketahuilah, sesungguhnya apa yang ditetapkan luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang ditetapkan menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah, pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan itu bersama kesusahan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

Inilah kalimat yang agung dan mulia dari lisan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, seakan beliau mengatakan: Jagalah batasan-batasan dan syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, juga dengan mempelajari agama-Nya hingga engkau dapat menunaikan ibadah dan muamalahmu. Jagalah semua itu, nescaya Dia akan menjaga agama, keluarga, harta mahupun dirimu, kerana Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik atas kebaikannya. Sementara balasan yang paling penting adalah penjagaan-Nya terhadap agamamu serta menyelamatkan dirimu dari kesesatan.

Sebaliknya, seseorang yang meninggalkan agama Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala pun akan meninggalkan dirinya dan dia tidak berhak mendapatkan penjagaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana firman-Nya:

وَلاَ تَكُوْنُوا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْنَ
“Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah, sehingga Allah jadikan mereka lupa pada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Al-Hasyr: 19)

Pesan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ini juga memberikan pelajaran pada seorang anak untuk meminta ataupun memohon pertolongan hanya kepada Allah semata, tidak memintanya kepada makhluk. Kerana Dialah yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Namun, tidak terlarang untuk meminta pertolongan kepada makhluk pada hal-hal yang mampu dia lakukan. Kalaupun dia harus meminta sesuatu atau mencari pertolongan kepada makhluk, maka sesungguhnya makhluk itu hanyalah sebab dan Allahlah yang menciptakan sebab, hingga kepada-Nyalah harus bersandar.

Demikian pula segala kebaikan yang diberikan dan bahaya yang ditimpakan oleh makhluk, semuanya telah ditetapkan oleh Allah. Namun, bukan bererti seseorang tidak diperkenankan untuk menolak bahaya dari dirinya, kerana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
“Dan balasan keburukan itu adalah keburukan yang semisal.” (Asy-Syura: 40)

Oleh kerana itu, seorang hamba harus menggantungkan harapannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak berpaling sedikit pun kepada makhluk, kerana makhluk tidak memiliki kekuasaan sedikit pun untuk memberi manfaat maupun menimpakan bahaya.

Begitu pun nasihat ini berisi anjuran untuk menunaikan hak Allah di saat lapang, sihat dan berkecukupan, nescaya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengenalinya ketika berada dalam kesusahan, hingga Dia ringankan penderitaannya, menolong dan menghilangkan kesusahannya itu.

Ditemui pula pengajaran pada anak bahawa apa pun yang ditetapkan akan menimpa tak akan dapat ditolak. Dan apa pun yang tidak ditetapkan tak akan mampu diraih, kerana Allah telah menetapkan semua itu.

Di dalam nasihat ini juga terdapat anjuran agar bersabar untuk memperoleh pertolongan. Kesabaran ini mencakup sabar untuk taat kepada Allah, sabar dalam menjauhi maksiat kepada Allah, dan sabar di atas ketetapan Allah yang ‘menyakitkan’ (menurut manusia,). Inilah khabar gembira bagi orang yang bersabar, kerana pertolongan akan mengiringi kesabaran. Inilah khabar gembira bahawa kelapangan itu mengiringi kesusahan.

Hendaknya pula ketika ditimpa kesulitan, seorang hamba bersandar diri kepada Allah dengan menanti-nantikan kemudahan dari Allah serta membenarkan janji Allah, kerana Allah telah mengatakan di dalam Kitab-Nya yang mulia:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا. إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Alam Nasyrah: 5-6)
[Dirangkum dari Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah, Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah](2)



Di waktu yang lain, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan nasihat yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:

المُؤْمِنُ القَوِي خَيْْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ المُؤْمِنِِ الضَعِيْفِ. وَفِي كُلٍّ خَيْر.ٌ اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجِزْ. وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ. فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada masing-masing dari keduanya ada kebaikan. Bersemangatlah untuk melakukan apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, serta jangan merasa lemah. Apabila engkau ditimpa sesuatu, janganlah mengatakan ‘Seandainya aku dulu melakukan begini dan begini’, namun katakanlah ‘Ini adalah takdir Allah, dan apa pun yang Allah kehendaki pasti Allah lakukan’ kerana ucapan ‘seandainya’ itu membuka amalan setan.” (HR. Muslim no. 2664)

Yang dimaksud dengan kuat dalam ucapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ini adalah jiwa yang kukuh dan bersemangat terhadap perkara akhirat. Sehingga orang yang seperti ini menjadi orang yang paling pemberani terhadap musuh, paling cepat bertolak ke medan jihad, paling teguh dalam memerintahkan orang lain pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, dan bersabar dalam menempuh semua itu, serta tabah dalam menempuh kesusahan kerana mengharap Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dia pun menjadi orang yang paling senang menunaikan shalat, puasa, dzikir, maupun seluruh ibadah, bersemangat pula untuk menjalankan dan menjaganya. Akan tetapi, baik orang yang kuat mahupun orang yang lemah memiliki kebaikan kerana mereka sama-sama beriman, juga kerana ibadah yang dilakukan oleh orang yang lemah itu.

Dianjurkan pula oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menginginkan apa yang ada di sisi-Nya, serta memohon pertolongan kepada-Nya untuk mendapatkan itu semua. Hendaknya seorang hamba tidak merasa lemah dan malas untuk mencari amalan ketaatan dan memohon pertolongan dari-Nya. (Syarh Shahih Muslim)

Inilah yang semestinya tergambar dalam peribadi seorang anak. Tak ada salahnya bila suatu ketika orang tua menuturkan kisah-kisah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang perjalanan hidup orang-orang yang Allah Subhanahu wa Ta'ala beri kemuliaan, yang sarat dengan optimisme dan keyakinan kepada Rabb-nya. Kerana anak senang dengan cerita dan biasanya berbekas dalam jiwanya.

Salah satunya dituturkan oleh Shuhaib bin Sinan radhiallahu 'anhu dari apa yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: (3)

Dulu hidup seorang raja yang memiliki seorang tukang sihir. Ketika usia tukang sihir itu telah menua, ia berkata kepada sang raja, “Sesungguhnya aku ini telah tua, maka utuslah padaku seorang pemuda yang dapat kuajari sihir.” Lalu raja pun mengirim seorang pemuda untuk diajari sihir.

Di tengah jalan yang biasa dilalui pemuda itu menuju tukang sihir ada seorang rahib. Pemuda itu singgah duduk dan mendengarkan ucapan sang rahib. Dia pun merasa takjub. Maka demikianlah bila dia mendatangi tukang sihir, dia melewati rahib lalu duduk di hadapannya. Bila tiba di hadapan tukang sihir, tukang sihir itu pun memukulnya. Dia adukan hal itu kepada rahib. Si rahib menjawab, “Kalau engkau khuatir terhadap tukang sihir, katakan padanya ‘Keluargaku menahanku’, dan kalau engkau khuatir terhadap keluargamu, katakan ‘Tukang sihir menahanku’.”

Demikian terus berlangsung sampai suatu saat, muncul seekor binatang besar yang menghalangi jalan manusia. Pemuda itu berkata, “Pada hari ini aku akan mengetahui, apakah tukang sihir yang lebih utama ataukah rahib.” Lalu diambilnya sebuah batu sambil berkata, “Ya Allah, bila ajaran rahib lebih Engkau cintai daripada ajaran tukang sihir, matikanlah binatang ini, hingga manusia dapat melaluinya kembali.” Dilemparnya binatang itu hingga akhirnya mati dan orang-orang pun dapat melalui jalan itu lagi.

Kemudian dia datang kepada rahib dan menceritakan apa yang terjadi. Mendengar itu rahib berkata, “Wahai anakku, sekarang engkau lebih utama daripadaku, engkau telah mencapai kedudukan sebagaimana yang kulihat, dan nanti engkau akan diuji. Jika engkau mendapatkan ujian, jangan sekali-kali menunjuk padaku.”

Pemuda itu pun dapat mengubati orang yang buta sejak lahir, orang yang berpenyakit sopak ataupun segala penyakit. Hal itu didengar oleh seorang pendamping raja yang buta. Dia pun mendatangi pemuda itu dengan membawa banyak hadiah, lalu berkata, “Semua yang di hadapanmu ini menjadi milikmu kalau engkau dapat menyembuhkanku.” Si pemuda menjawab, “Aku tidak dapat menyembuhkan seorang pun, yang menyembuhkan hanyalah Allah. Kalau engkau beriman kepada Allah, aku akan berdoa agar Allah menyembuhkanmu.” Pendamping raja itu pun beriman dan Allah pun menyembuhkannya.

Pendamping raja itu kembali duduk di sisi raja sebagaimana biasanya. Sang raja bertanya, “Siapa yang menyembuhkan penglihatanmu?” “Rabbku,” jawab pendamping raja. “Apakah engkau punya Rabb selain aku?” tanya raja lagi. “Rabbku dan Rabbmu adalah Allah,” jawabnya.
Sang raja pun menangkapnya dan terus-menerus menyeksanya sampai akhirnya pendamping raja itu menunjukkan si pemuda.

Didatangkanlah pemuda itu dan dia mengatakan, “Sesungguhnya aku tidak dapat menyembuhkan seorang pun, yang menyembuhkan hanyalah Allah.” Mendengar itu, raja segera menangkapnya dan terus-menerus menyeksanya sampai pemuda itu menunjukkan si rahib.

Didatangkan pula si rahib dan dikatakan padanya, “Keluar dari agamamu!” Rahib itu menolak. Raja meminta sebilah gergaji, lalu digergajilah tepat di tengah-tengah kepala rahib hingga terbelah dua badannya. Kemudian didatangkan pendamping raja dan dikatakan pula, “Keluar dari agamamu!” Akan tetapi dia menolak hingga digergaji tepat di tengah kepalanya sampai terbelah dua badannya.

Setelah itu didatangkan si pemuda dan dikatakan juga padanya, “Keluar dari agamamu!” Dia pun menolak, hingga raja menyerahkannya pada para pengawal, “Bawa dia naik ke gunung. Kalau kalian telah sampai di puncak, tawarkanlah kalau dia mau keluar dari agamanya. Kalau tidak, lemparkan dia!” Mereka membawa pemuda itu naik ke gunung. Pemuda itu berdoa, “Ya Allah, selamatkanlah aku dari mereka dengan cara yang Engkau kehendaki.” Tiba-tiba gunung itu bergoncang dahsyat hingga para pengawal itu berjatuhan dari atas gunung.

Pulanglah pemuda itu dengan berjalan kaki ke hadapan raja. Raja pun bertanya hairan, “Apa yang mereka lakukan?” Jawab pemuda itu, “Allah menyelamatkanku dari mereka.”

Kemudian raja kembali menyerahkannya pada pengawal, “Bawalah dia dengan perahu hingga ke tengah lautan, lalu tawarkan kalau dia mau keluar dari agamanya. Kalau tidak, lemparkan dia ke lautan.” Mereka pun membawanya ke tengah lautan. Pemuda itu lalu berdoa, “Ya Allah, selamatkan aku dari mereka dengan cara yang Engkau kehendaki.” Tiba-tiba perahu itu terbalik hingga para pengawal raja tenggelam.

Pemuda itu pulang ke hadapan raja dengan berjalan kaki. Raja bertanya lagi, “Apa yang mereka lakukan?” Pemuda itu menjawab, “Allah menyelamatkanku dari mereka.”

Pemuda itu berkata lagi, “Sesungguhnya engkau tidak akan dapat membunuhku sampai engkau laksanakan sarananku.” “Apa itu?” tanya raja. “Engkau kumpulkan manusia di sebuah tanah lapang, dan engkau salib aku pada sebatang pohon. Lalu ambil sebuah anak panah dari tempat anak panahku dan letakkan di busur. Kemudian ucapkan ‘Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini’ lalu panahlah. Kalau engkau lakukan ini, engkau akan dapat membunuhku.”

Raja segera mengumpulkan manusia di suatu tanah lapang dan menyalib pemuda itu pada sebatang pohon. Lalu diambilnya anak panah dari tempatnya kemudian diletakkan di busurnya sambil berkata, “Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini.” Dilontarkannya anak panah tepat mengenai dahi pemuda itu. Pemuda itu pun meletakkan tangannya di dahinya, di tempat sasaran anak panah, lalu meninggal.

Menyaksikan hal itu, manusia pun berkata, “Kami beriman kepada Rabb pemuda itu! Kami beriman kepada Rabb pemuda itu! Kami beriman kepada Rabb pemuda itu!”

Disampaikanlah kepada raja, “Tidakkah engkau melihat apa yang engkau khuatirkan? Demi Allah, sungguh telah terjadi apa yang engkau takutkan. Manusia telah beriman.” Maka raja memerintahkan untuk dibuat parit besar di setiap pintu kota dan dinyalakan api di dalamnya. Raja berkata, “Barangsiapa yang tidak mau keluar dari agamanya, lempar dan bakar dia di dalamnya!” Perintah itu pun segera dilaksanakan.

Suatu ketika, datang seorang wanita membawa anaknya yang masih kecil. Dia merasa bimbang untuk masuk ke dalam api. Tiba-tiba berucaplah sang anak, “Bersabarlah wahai ibu, sesungguhnya engkau di atas kebenaran.”

Inilah di antara banyak kisah yang memberikan gambaran tentang keadaan seorang mukmin yang senantiasa bersandar kepada Allah untuk mendapatkan jalan keluar dari permasalahannya. Semogalah kisah ini memberikan bekas kebaikan yang tertanam dalam jiwa anak-anak.

Wallahu a’lamu bish shawab.

1 Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, 2/2043 dan Al-Misykat no. 5302.
2 Diambil dari www.binothaimeen.com
3 Diriwayatkan Al-Imam Muslim dalam Shahihnya no. 3005

SEORANG HAMBA ALLAH SWT YG SHOLEH


Ciri Hamba-Hamba Allah yang Mencintai Allah SWT


Ustadz Muhammad Arifin Ilham



Saudara-saudariku yang kucintai karena Allah. Kali ini kita membahas tentang ciri hamba-hamba Allah yang mencintai Allah SWT.

Yang pertama, Allah tujuan hidupnya, Allah ghayatuna.

Yang kedua, sangat taat kepada Allah SWT, istiqomah, berpegang teguh pada syariat Allah SWT.

Yang ketiga, mencintai mereka yang dicintai oleh Allah, (yaitu) para Rasul, para Anbiyya, para aulia, hamba-hamba Allah yang jujur, para syuhada, hamba-hamba Allah yang shaleh.

Yang keempat, dengan sangat senang hati melakukan apa yang Allah perintahkan untuk dirinya, dan apa yang Allah larang untuk dirinya. Karena ia tahu perintah-larangan Allah untuk kemaslahatan dirinya.

Yang kelima, selalu ingat kepada Allah, selalu berdzikir kepada Allah SWT. Selama berdzikir berarti selama itu ia bersama Allah.

Yang keenam, mengunjungi rumah Allah, Ka'bah Baitullah, Haji bagi mereka yang mampu. Umroh demi umroh, mengunjungi rumah Allah, masjid, musholla, ia jaga shalat berjamaah.

Kemudian mengunjungi nabi Muhammad SAW ke Madinah, ziarah, bershalawat kepada beliau, dan menjadikan beliau sebagai teladan dalam hidupnya. Mencintai Allah berarti mencintai nabi Allah.

Kemudian sangat senang membaca kalamullah, Al Qur'anul karim.

Yang kesembilan, sangat senang menyampaikan ajaran Allah, mendakwahkan ajaran Allah, pada diri sendiri, keluarga, handai taulan, kepada siapa pun.

Kemudian percaya yakin, benar-benar beriman kepada semua janji-janji Allah. Janji Allah di dunia, janji Allah di akhirat. Keyakinan kepada janji Allah melahirkan akhlaq yang mulia.

Kemudian percaya yakin beriman ditolong oleh Allah. Inilah Allah janjikan dalam surat Yunus ayat 62.

    "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." (QS. Yunus: 62-64)


Sesungguhnya kekasih-kekasih Allah tidak takut apa yang akan terjadi, tidak bersedih apa yang sudah terjadi. Karena mereka benar-benar cinta, beriman kepada Allah, dan mereka hidup dalam ketaqwaan kepada Allah. Bagi mereka kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, dan itu pasti bagi mereka. Itulah kemenangan besar untuk mereka.

Kemudian, selalu melakukan yang terbaik untuk Allah, jihad fii sabilillah. Kemudian merindukan perjumpaan dengan-Nya. Subhanallah. Dan sangat senang menikmati ibadah, khusyuk dalam beribadah, merupakan bukti cinta kepada Allah, kekasih menghadap kekasih. Bukankah kekasih senang bermesraan dengan kekasihnya. Waktu bermesraan dengan kekasih adalah waktu-waktu beribadah kepada-Nya.

Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik.